Rabu, 21 Juni 2017

KASUBE (Kuliner khas Toraja)

Kasube adalah salah satu panganan tradisional khas Toraja. Terbuat dari ketan/ketan hitam, di campur dengan garam atau gula di tambah sedikit dengan parutan kelapa, di bungkus menggunakan daun bambu lalu di ikat, kemudian di kukus sampai matang.

Rasanya enak, padat dan wangi karena di bungkus dengan menggunakan daun bambu. Mengenai dengan varian rasanya, tergantung dari pembuatnya. Ada kasube yang manis menggunakan gula dan juga kasube yang menggunakan garam.

Kasube sangat jarang di temui bahkan hampir tidak ada yang menjualnya. Namun kasube ini biasanya dibuat oleh masyarakat Toraja ketika ada acara syukuran , natalan, dan acara-acara kegembiraan lainnya.

>> Kasube Cocok disajikan bersama dengan kopi Toraja atau teh.

***

Selasa, 20 Juni 2017

Tarian Pabondesan (Tari kuno Toraja)

Suku Toraja sejak dahulu dikenal dengan adat istiadatnya yang unik dan berbeda dari daerah-daerah lain yang ada di Indonesia.

Dalam tradisi suku Toraja biasanya ada saja seni tari yang diisi dalam setiap ritual adatnya. Sebagai contoh; tarian ma'badong dalam ritual Rambu Solo', tari manimbong & tari ma'dandan dalam ritual Rambu Tuka', tarian pa'gellu' dalam acara adat musim panen/ acara-acara sukacita, tari maranding dalam ritual pelepasan/penyambutan para pahlawan (to barani), dan masih banyak lagi tarian-tarian yang ditarikan sesuai dengan tujuan dan fungsinya.

Sejak ratusan tahun lalu suku Toraja sudah menjadikan seni tari sebagai pelengkap pada ritual-ritual adat mereka. Acara kedukaan maupun acara kegembiraan, seni tari sering ada sebagai sesuatu "daya tarik" di dalamnya.

Adapun dari beberapa jenis tarian Toraja, ada satu tarian klasik yang sekarang sudah jarang ditarikan iaitu tarian pa'bondesan.

Tari pa'bondesan ini ditarikan oleh suku Toraja pada acara ritual tolak bala (buang sial). Tarian yang penarinya adalah kaum lelaki dewasa, mereka bertelanjang dada dan hanya mengenakan kain semacam selempang, dari bahu ke pinggang secara diagonal.

Ciri khas dalam tarian ini adalah para penari memakai kuku palsu yang disebut kanuku bombo (kuku hantu), dan pada bagian kepala mereka memakai suatu yang unik seperti bando, dihiasi dengan bambu-bambu kecil penuh guntingan-guntingan kertas yang dikenal dengan sebutan pangarru'. Bagian belakang dari atas ke bawah, penari memakai kain-kain adat dengan motif tertentu.

Gerakan dalam tarian pa'bondesan ini, senantiasa berputar ditempatnya mengikuti irama suling yang dimainkan oleh beberapa orang. Alunan suling tersebut sangat menarik dan menyentuh perasaan.

Kurre sumanga'
(terima kasih..)
Tabe'... ***

Kamis, 15 Juni 2017

PASA'PI' (Cara memakai Pasa'pi' Toraja)

Pasa'pi' adalah pengikat kepala yang digunakan sebagai salah satu dari assesoris perlengkapan pakaian adat Toraja. Kata Pasa'pi' biasa juga disebut dengan singkat Sa'pi'.

Perempuan Toraja menganggap bahwa Sa'pi' ini adalah simbol dari "mahkota", atau arti lainnya iaitu "kehormatan" bagi kaum perempuan Toraja. Oleh itu, kegunaannya sejak dulu sering diikatkan pada bagian kepala perempuan, tepatnya pada bagian Kideh (dahi) atau diatas kideh jika rambut pemakainya disanggul.

Nah.. Kebayangkan hari-hari ini begitu banyak sekali orang yang memakai Pasa'pi' dengan cara-cara yang kurang pas dengan banyak alasan. Seperti rambut tidak disanggul, takut poni rusak, atau ingin tampil beda, bisa jadi juga tidak mengetahui cara memakainya.

Sehingga terkadang ikatan Sa'pi' dibuat menghadap ke atas seperti bando atau diikatkan pada rambut bagian belakang. Terkadang juga penari yang memakai topi etnik Toraja kurang pas, karena mereka mengikatkan Pasa'pi'nya pada dibagian lehernya.

Padahal cara untuk memakai Pasa'pi' buat para penari bertopi adalah mengikat Pasa'pi'nya dibagian topinya.

Satu hal yang harus kita ingat bersama, Sa'pi' tersebut diikat menghadap ke depan, bukan ke atas, ke bawah, ke kanan, ke kiri, atau ke belakang. Melainkan cara yang pas adalah Pasa'pi menghadap ke depan.

Tidak ada salahnya jika kita berinovasi dan berkreasi, tapi untuk pemakaian Pasa'pi kita harus ikatkan di kepala dengan cara-cara yang telah diajarkan oleh pendahulu kita.

Jadi kita semakin mengetahui cara mengikat Pasa'pi' dengan benar. Lestarikan pemakaian baju adat daerah kita Bayu Pokko' & Bayu Seppa Tallung Buku..
Tabe' solanasang.. :)

Berikut saya telah menandai beberapa foto, sebagai referensi kita. Yang saya tandai dengan tanda silang berarti kurang pas, dan yang saya tandai berbentuk hati berarti pas.

Minggu, 11 Juni 2017

Cara Mengatasi Ketindihan Saat Tidur (i'pinan)

Hello solanasang..
Apa kareba te ???

Pada kesempatan kali ini, saya akan berbagi tips cara untuk terlepas dari ketindihan saat tidur.

Biasanya saat kita mengalami hal ini, anggota tubuh akan susah digerakkan, begitu pula dengan nafas seperti tertahan. Terkadang seseorang merasa seperti Naondoi Bombo (Ditindih oleh hantu)

Ketindihan pada saat tidur bagi masyarakat Toraja biasanya disebut, I'PINAN. Jika diterjemah ke dalam bahasa Indonesia, i'pinan berarti Ketindihan. Dan dalam bahasa ilmiahnya disebut Sleep Paralysis.

Bagi masyarakat Toraja, i'pinan itu memang biasa terjadi sejak dari jaman leluhur terdahulu. Untuk itu orang Toraja punya cara sederhana untuk mengatasi akan hal ini.

Caranya adalah, ketika Anda mengalami ketindihan saat tersadar dari tidur, Anda harus tenang dan jangan panik, lalu perlahan-lahan cobalah menggerakkan anggota tubuh Anda, yang mudah digerakkan adalah Rakka Lette' Kasalle (JEMPOL KAKI)

Ketika jempol kaki Anda sudah mulai bergerak, maka semua anggota tubuh akan kembali sadar dan tubuh bisa terlepas dari ketindihan tersebut.

Demikianlah tips yang saya bagikan, semoga bermanfaat bagi kita semua.
Cara ini saya diajarkan langsung oleh alm. nenek di Toraja.

Tabe'.. Sekian, Kurre Sumanga'.. (terima kasih)